SELAMAT DATANG DIBLOG SAYA

Rabu, 23 Mei 2012

ANEMIA PADA PASIEN DIARE


DIARE

A.1.1 Definisi
            Diare adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan frekuensi defekasi dan penurunan konsistensi feses secara abnormal dibandingkan keadaan biasanya. Nilai normal frekuensi defekasi pada individu yaitu kurang dari 3 kali per hari (Mansur arif,2008)

1.2 Etiologi
Secara umum, diare dibedakan menjadi 2, yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut biasanya terjadi selama < 7 hari, 90% kasus disebabkan karena infeksi, sisanya disebabkan oleh obat, keracunan makanan, iskemik, dan kondisi yang lain. Diare ini seringkali disertai dengan muntah, demam, dan nyeri perut. Sedangkan diare kronis biasanya terjadi selama > 4 minggu dan pada umumnya penyebabnya bukan karena infeksi (Kasper et al., 2008)
Kebanyakan diare akut disebabkan oleh infeksi yaitu, virus (seperti rotavirus, norwalk, adenovirus), bakteri (seperti Escherichia coli, Salmonella sp., Shigella sp., Vibrio cholerae, Clostridium difficile.,dll.), parasit (Entamoeba histolytica, Microsporidium, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, dll.) (Beverly and Clarence, 2008).

1.3              Patofisiologi
Mekanisme patofisiologi terjadinya diare antara lain perubahan transpor aktif ion (penurunan absorpsi natrium dan peningkatan sekresi klorida), perubahan motilitas intestinal, peningkatan osmolaritas, dan peningkatan tekanan hidrostatik. Dari keempat mekanisme ini selanjutnya terbagi menjadi diare sekretori, diare osmotik, diare eksudatif, dan diare yang berhubungan dengan peningkatan transit intestinal (Spruill and Wade, 2008).

1.4 Gejala Klinis Diare
      Untuk memastikan pasien menderita diare dapat diketahui dari gejala-gejala atau keluhan yang dirasakan pasien. Penetapan gejala dapat dilihat dari frekuensi defekasi, konsistensi feses, durasi gejala, dan adanya keluhan lain.
Dari penetapan gejala dapat ditentukan antara lain (DiPiro, et al., 2008):
a.   Keparahan dan tipe diare
      Keparahan diare dapat dilihat dari:
        frekuensi
        volume
        durasi
        adanya gejala-gejala lain yang menyertai
Pasien diare yang mengalami lemas dan sakit yang luar biasa selama lebih dari satu atau dua hari tanpa adanya tanda-tanda kemajuan, perlu diberi tindakan khusus.
b.   Durasi
        Tipe diare akut
            Biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri biasanya sembuh secara spontan dalam waktu dua atau tiga hari
        Tipe diare kronik
            Bertahan sampai beberapa hari, minggu atau lebih, atau yang episodenya terjadi berulang (frekuen) biasanya menunjukkan adanya masalah patologi.
        Diare malam hari secara persisten
            Membutuhkan pendekatan medis untuk mengatasi Inflammatory bowel disease seperti Chron’s disease atau Ulcerative colitis.
        Anak kecil
            Waktu menunggu untuk mendapat penangaan serius seharusnya lebih cepat daripada orang dewasa
Gejala dehidrasi antara lain (Di Piro et.al, 2008):
           Gejala dehidrasi pada anak-anak : mulut, lidah, dan kulit kering, pada saat menangis hanya mengeluarkan sedikit air mata atau bahkan tidak sama sekali, penurunan urinasi, sunken eyes, checks or abdomen, kulit abu-abu, turgor kulit berkurang, iritabilitas.
           Pada dewasa : meningkatnya rasa haus, penurunan urinasi, merasa lemas dan kepala ringan, mulut dan lidah terasa kering.
Tingkat keparahan dehidrasi dapat digolongkan sebagai berikut (Di Piro et.al, 2008):
           i.         Dehidrasi ringan (kehilangan cairan sekitar 5% dari berat badan semula)
Diare berlangsung sekali tiap 2 jam atau lebih. Gejala lain yaitu rasa haus, gelisah, tapi elastisitas kulit bila dicubit masih baik dan penderita masih sadar.
         ii.         Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% dari berat badan semula)
Diare makin sering dengan volume lebih besar. Gejala lain yaitu terasa haus, gelisah, pusing jika berubah posisi, pernapasan terganggu, ubun-ubun dan mata cekung, elastisitas kulit lambat.


       iii.         Dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan semula)
Diare hebat disertai muntah. Gejala lain yaitu mengantuk, lemas, berkeringat dingin, kulit kaki dan tangan keriput, kejang otot, pernapasan cepat dan dalam, ubun-ubun dan mata sangat cekung, elastisitas kulit sangat lambat.
1.5      Penatalaksanaan antibiotik pada diare
          Penggunaan antibiotik dalam terapi diare diperlukan bila diare disebabkan oleh adanya bakteri. Namun harus diperhatikan bahwa penggunaan antibiotika juga dapat membunuh flora normal saluran cerna yang juga dapat menyebabkan diare. Berikut merupakan terapi antibiotik untuk diare yang disebabkan oleh organisme tertentu (Di Piro, 2008) :
Organisme
Antibiotik
Durasi pemakaian
Salmonella
-        Tanpa komplikasi
-         Hiperpireksia dan toksisitas sistemik

Tidak ada
TMP/ SMX 160/800 mg PO BID
Fluoroquinolon


5-7 hari
Shigella
TMP/ SMX 160/800 mg PO BID
Fluoroquinolon
3 hari
3-5 hari
Enteropatogenik
E. coli
Fluoroquinolon
3-5 hari
Enterotoksigenik
E. coli
Fluoroquinolon
1-5 hari
Enteroinvasif
E. coli
TMP/ SMX 160/800 mg PO BID
Fluoroquinolon
3 hari
3-5 hari
Campylobacter spp.
Eritromisin stearat 500 mg PO BID
Fluoroquinolon
Azithromycin (untuk yang resistensi quinolon)
5 hari
Yersinia spp.

Fluoroquinolon
Ceftriaxone 1 g iv q i d (untuk kasus yang parah)
3-5 hari
5 hari

Noncholerae
   Vibrio
Fluroquinolon

3-5 hari

Clostridium difficile
Vancomycin 125-500 mg PO Q I D
10 hari
Giardia lamblia
Metronidazol 250 mg PO QID
Quinacrine 100 mg PO TID
Timidazol 2 g single dose
7 hari

7 hari
Cryptosporidium
Tanpa komplikasi
Severe
Tidak ada
Paromomycin 500 mg PO TID
7 hari
Isospora
TMP/ SMX 160/800 mg PO BID
7 hari
Cyclospora
TMP/ SMX 160/800 mg PO BID
7 hari

1.6       Penatalaksanaan Terapi
Penatalaksanaan terapi diare akut di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang antara lain:
  1. Resusitasi cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.

Tabel I.1 Upaya Rehidrasi Oral
Usia
Tanpa Dehidrasi
-jam selanjutnya (10-20 ml/kgBB/setiap diare)
Dehidrasi Ringan
-3 jam pertama (50 ml/kgBB)
Bayi sampai 1 tahun
Bayi sampai 5 tahun
Bayi > 5 tahun
0,5 gelas*
1 gelas**
2 gelas*
1,5 gelas*
3 gelas**
6 gelas
* Berat badan ± 6 kg
6 kg x 50 ml = 300 ml = ± 1,5 gelas/ setiap diare
6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/ setiap diare = 0,5 gelas/ setiap diare
** Berat badan ± 13 kg
13 kg x 50 ml = 650 ml = 3 gelas/ setiap diare
13 kg x 10-20 ml = 150-250 ml/ setiap diare = 1 gelas/ setiap diare

Tabel I.2 Terapi Cairan Standar (Isohipernatremia) untuk Segala Usia Kecuali Neonatus
Plan
Derajat Dehidrasi
Kebutuhan Cairan
Jenis Cairan
Cara/ Lama Pemberian
A
Tanpa dehidrasi
±10-20 ml/kg/setiap kali diare
Larutan RT atau oralit
Oral sampai diare berhenti
B
Sedang 6-9 %
±70 ml/kg/3 jam = 5 tetes/kg/menit
HSD atau oralit
TIV/3 jam atau TIG/3 jam atau oral 3 jam TIV/3 jam atau TIG/3 jam
Ringan
±50 ml/kg/3 jam = 3-4 tetes/kg/menit
C
Berat
±30 ml/kg/3 jam = 10 tetes/kg/menit
RL
TIV/3 jam atau lebih cepat
Keterangan:
TIV     :           tetes intra venus
TIG     :           tetes intra gastrik
Perkecualian:
A.    Neonatus (< 3 bulan)
D10% 0,18 NaCl, 30 ml/kgBB, 2 jam
D10% 0,18 NaCl, 70 ml/kgBB, 6 jam
B.     Penyakit Penyerta (broncopneumoni, malnutrisi berat)
HSD, 30 ml/kgBB, 2 jam
HSD, 70 ml/kgBB, 6 jam
C.     Hipernatremi
HSD 320 ml/kgBB, 48 jam
Setelah melewati resusitasi cepat (1-2 jam) diberikan cairan HSD secara lambat. Defisit (70 ml) + rumatan (100 ml) + 2 hari on going losses: ± 320 ml/kg dalam waktu 48 jam (2-3 tetes/kgBB/menit).
  1. Dietetik
Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan dalam waktu singkat. Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah dicerna.
  1. Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A sebesar 100.000 IU (untuk anak di atas 1 tahun) dan 50.000 IU (untuk anak di bawah 1 tahun).
  1. Pemberian probiotik
Pemberian probiotik sebesar 1 kapsul atau 1 bungkus per hari.
  1. Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus-kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda, gizi kurang, dan ada penyakit penyerta.
  1. Pengobatan problem penyerta
  2. Obat-obat diare tidak dianjurkan

Selain itu, menurut WHO, pada pasien pediatrik, untuk diare juga dianjurkan untuk diberikan suplemen zink (1 tablet = 20 mg), dengan dosis antara lain :
-        Usia hingga 6 bulan: ½ tablet perhari selama 14 hari secara rutin
-        Usia > 6 bulan: 1 tablet perhari selama 14 hari secara rutin (Fontaine, 2008).



B.1.1 Diskripsi Hati
            Hati merupakan organ intestinal yang paling besar dalam tubuh manusia. Beratnya rata-rata 1,2 – 1,8kg atau kira – kira 2,5% berat badan manusia dewasa, didalam hati terjadi metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat komplek dan juga proses – proses penting lainnya dalam kehidupan seperti penyimpanan energi, pembentukan protein, asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan detoksifikasi racun atau obat yang masuk dalam tubuh.
            Beberapa penyebab hati antara lain :
1.      Infeksi virus hepatitis,dapat di tularkan melalui selaput mukosa, hubungan seksual dan darah
2.      Zat – zat toksik seperti alkohol atau obat- obat tertentu
3.      Genitik atau keturunan, seperti hemacromatosis
4.      Gangguan imonologi
5.      Kanker

1.2    Pengertian
Kanker hati adalah kanker yang terjadi pada sel – sel hati. Hati yang terkena kanker akan membesar seperti bola kaki yang letaknya pada bagian atas kanan abdomen, dibawah diafragma dan di atas perut.
Hati merupakan salah satu organ vital di dalam tubuh yang berperan besar pada kelangsungan hidup seseorang. Fungsi paling penting dari hati adalah menyalurkan vitamin dan nutrisi ke seluruh tubuh, memproduksi protein yang akan membersihkan darah, dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Ada dua tipe kanker hati yang berpotensi menyerang hati:
a. Kanker Hati Primer
Penyakit Kanker Hati primer, yaitu kanker hati yang berasal dari sel – sel hati, dibagi berdasarkan jenis sel yang menjadi kanker. Jenis penyakit kanker hati tersebut adalah :
·         Hepatocellular carcinoma (HCC). Ini adalah jenis kanker hatiyang sering  dijumpai baik pada anak – anak maupun orang dewasa. Ini berawal dari hepatosit, tipe utama sel hati.
·         Cholangiocarcinoma. Jenis kanker ini berawal dari saluran kecil menyerupai ductus pada hati.
·         Hepatoblastoma. Jenis kanker hati yang jarang dan lebih sering pada anak – anak di bawah 4 tahun. Kebanyakan anak – anak yang mengalami hepatoblastoma sukses di obati
·         Angiosarcoma or hemangiosarcoma. Jenis penyakit kanker hati ini sangat jarang dan berawal dari pembuluh darah hati dan bertumbuh sangat cepat.
b. Kanker Metastasized
Kanker yang menyerang hati ini berasal dari sel-sel kanker yang terbentuk di organ lain. Ia menyerang hati karena prinsip kerja hati yang menyaring darah dari racun dan virus. Organ-organ yang menjadi tempat tumbuh sel kanker diantaranya: colon, pankreas, perut, dan dada.
Hati merupakan salah satu organ vital di dalam tubuh yang berperan besar pada kelangsungan hidup seseorang. Fungsi paling penting dari hati adalah menyalurkan vitamin dan nutrisi ke seluruh tubuh, memproduksi protein yang akan membersihkan darah, dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh
1.3.Patofisiologi
Penyebab tumor hati masih belum jelas. Tumor yang ditemukan sejak lahir umumnya jinak, diantaranya adalah hamartoma, hemangioma, dan hemangioendotelioma. Ada 2 jenis tumor ganas yang sering didapatkan pada anak yaitu hepatoblastoma dan karsinoma hepatoseluler. Hepatoblastoma banyak ditemukan di bawah 3 tahun dan dikaitkan dengan kelainan genetik yaitu hilangnya heterosigositas pada kromosom 11p15 yang berakibat gangguan pada gen supresi tumor. Hepatoblastoma juga biasa berhubungan dengan adanya sindroma Beckwith-Weidemann dimana terjadi gangguan pada gen insulin-like growth factor-II . Karsinoma hepatoseluler pada anak dapat ditemukan sejak lahir hingga usia 19 tahun, biasanya berkaitan dengan infeksi hepatitis B ataupun C, tirosinemia herediter tipe kronis, penyakit glycogen storage, defisiensi α1-antitripsin, dan sirosis bilier.

1.4 Etiologi
 Banyak penyebab dari gangguan terjadinya kanker hati diantaranya yaitu :
  • Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat aditif dan makanan mentah.
  • Sering mengkonsumsi obat-obatan kimia
  • Kebiasaan mengkonsumsi alkohol secara berlabihan.
  • Kebiasaan merokok.
  • lnfeksi virus Hepatitis B dan Hepatitis C.
  • Sirosis hati.
  • Predisposisi herediter.
  • Ras.
  • Infeksi parasit clonorchis sinensis.
  • Penggunaan minyak goreng yang tidak sehat.

1.5 Gejala klinis
Gejala klinis tumor hati pada anak sangat bervariasi dan berbeda pada setiap penderita karena bergantung pada ukuran dan jenis tumor, kadang gejala juga diakibatkan metastase tumor. Beberapa gejala yang sering didapatkan diantaranya :
  • Masa abdomen yang besar, atau pembesaran perut
  • Nyeri perut kanan
  • Nafsu makan menurun, penurunan berat badan
  • Muntah
  • Ikterus
  • Panas
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Anemia
  • Nyeri punggung akibat penekanan tumor
Dapat juga terjadi krisis akut abdominal disertai pecahnya tumor dan hemoperitonium (biasanya pada karsinoma hepatoseluler)

1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tumor hati pada anak bergantung pada jenis dan stadium tumor, serta usia dan kondisi fisik penderita. Pada tumor jinak biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tanpa disertai pengobatan yang lainnya. Pada tumor ganas diperlukan kerjasama dengan dokter bedah anak dan ahli onkologi anak. Pengobatan biasanya merupakan kombinasi antara :
  • Pembedahan
  • Kemoterapi
  • Radioterapi
  • Transplantasi hati

C.1.1 Diskripsi Anemia
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nili normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Kelompok ditentukan menurut umur dan jenis kelamin, seperti yang terlihat di dalam
tabel di bawah ini.

Tabel 2. Batas normal Kadar Hemoglobin Kelompok
Umur
Hemoglobin
Anak
Dewasa
6 bulan s/d 6 tahun
6 tahun s/d 14 tahun
Laki-laki
Wanita
Wanita hamil
11
12
13
12
11

     Klasifikasi anemia ada 2 yaitu
1.      Klasifikasi berdasarkan Morfologi erytrosit
a.       Animia hipokrommikrositer
- Jumlah erytrosit relatif tinggi
- Mean Corpuscular Volume(MCV) rendah, MCH rendah,MCHC menurun
            b.   Anemia normokromnormositer
                  - MCV,MCH,MCHC normal
            c.   Anemia makrositer
                  MCV meningkat,MCH meningkat,MCHC meningkat
2.      Klosifikasi berdasrkan patofisiologi
a.       Anemia akibat pendarahan
b.      Anemia akibat hemolisis
c.       Anemia akibat kegagalan sumsum tulang belakang        
                   
1.2 .Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia .

1.3 . Etiologi
Penelitian di negara berkembang mengemukakan bahwa bayi lahir dari ibu yang menderita anemia kemungkinan akan menderita anemia gizi, mempunyai berat badan lahir rendah, prematur dan meningkatnya mortalitas (Academi of Sciences, 1990).
1) Cadangan zat besi pada waktu lahir tidak cukup.
a) Berat lahir rendah, lahir kurang bulan, lahir kembar
b) Ibu waktu mengandung menderita anemia kekurangan zat besi yang berat
c) Pada masa fetus kehilangan darah pada saat atau sebelum persalinan seperti    adanya sirkulasi fetus ibu dan perdarahan retroplasesta
2) Asupan zat besi kurang cukup,disebabkan oleh absorbsi kurang
3) Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk pertumbuhan, terutama pada lahir kurang bulan dan pada saat akil balik.
4). Kehilangan darah, misal pada penyakit poliposis rectum

   1.4. Maisfestasi klinis
       Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
     (1) Kecepatan timbulnya anemia
     (2) Umur individu
     (3) Mekanisme kompensasinya
     (4) Tingkat aktivitasnya
     (5) Keadaan penyakit yang mendasari, dan
     (6) Parahnya anemia tersebut.
Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka  lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat.

1.5 Penatalaksanaan
            Secara umum penatalaksanaannya anemia sebagai berikut
1. Mencari dan memberikan pengobatan sesuai penyebabnya
2. Bila anemia sekunder timbul akibat penyakit lain, pengobatan penyakit dasarnya yang utama.
3. Tranfusi darah hanya di berikan pada kondisis :
     - Perdarahan akaut yang disertai perubahan tanda- tanda vital ( syok hipovalemik )
     - Anemia kronis dengan gangguan oksigenasi jarinagan
4. Bila terdapat gagal jantung akibat anemia, dan juga diberikan pengobatan gagal jantung.